Kajian Pragmatik

 Teori pragmatik merupakan sebuah cabang yang dapat mempelajari hubungan antara bahasa atau sebuah tuturan yang di jelaskan melalui situasi penuturan dan keadaan. Pragmatik juga merupakan bagian dari salah satu teori Semiotika, prinsip-prinsip yang ada di dalam pragmatik yaitu terdiri dari sintesis antara studi, maksud dan tuturan bahasa.

Pragmatik juga sangat bermanfaat untuk belajar bahasa, karena seseorang dapat memahami tutur kata yang dimaksudkan oleh orang seperti asumsi mereka, maksud dan tujuan mereka dan jenis-jenis sebuah tindakan yang mereka perlihatkan saat sedang berbicara.

Pragmatik juga memiliki sebuah kajian atau sebuah bidang tertentu yaitu merupakan dieksis, pra-anggapan ( presupposition), tindak tutur (speech acts), dan implikatur percakapan (conversational implicature) (Kaswanti Purwo, 1990:17).

Di Indonesia istilah pragmatik baru diperkenalkan secara nyata yaitu pada tahun 1984, dimana pragmatik merupakan bagian diberlakukannya Kurikulum SMA pada tahun 1984. Di dalam bidang kurikulim itu Pragmatik merupakan salah satu pokok pembahasan bidang studi Bahasa Indonesia, dan atas dasar itulah kurikulum istilah Pragmatik mulai dibicarakan dan dibahas untuk kedepannya.

Ilmu Pragmmatik sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam studi linguistik, yang merupakan sebagai disiplin ilmu makna, kedudukannya disetarakan dengan ilmu semantik dan sintaksis. Ilmu Pragmatik juga menjadi bagian penting dan khas karena memampuannya untuk mempersoalkan makna, tuturan, pada setiap konteks spesifik.

Dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa dapat mencakup empat buah aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Yang dimana keempat aspek tersebut sebaiknya mendaptkan porsi yang seimbang serta menyajikannya dengan suasana yang menyenangkan agar setiap orang dapat mengertik sebuah makna dan tuturan dari seseorang yang berbicara.